Kemerdekaan
yang diraih oleh bangsa Indonesia merupakan anugerah Tuhan
yang Maha Esa yang diperoleh melalui perjuangan panjang dan membutuhkan
pengorbanan yang begitu besar. Hasil
dari perjuangan tersebut harus dipertahankan untuk memberikan kesempatan kepada
bangsa Indonesia dalam
mewujudkan kesejahteraan yang adil dan beradab berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia 1945.
Dari
sekian banyak pahlawan yang memperebutkan kemerdekaan melawan penjajah, para santri
termasuk yang turut pula berjuang. Mereka tanpa
pamrih ikut berjuang demi kemerdekaan yang kini bisa
dirasakan oleh generasi penerus bangsa ini.
Santri
merupakan bagian dari entitas umat Islam nusantara. Boleh dikatakan bahwa
santri merupakan wakil umat Islam dalam proses kemerdekaan kala itu. Santri yang
dimaksudkan dalam tulisan ini adalah mereka yang mendapat bimbingan secara intens
dari para kyai. Peran yang mereka mainkan bukan hanya dalam konteks perjuangan
bersenjata, namun juga masuk ke
jalur perjuangan pemikiran.
Bagi
seorang santri -khususnya di masa itu- dawuh kyai dianggap
memiliki dimensi sakralitas, berorientasi pada kebenaran yang diajarkan Islam. Faktor ini kemudian menyebabkan
para santri di masa itu selalu takdzim pada dawuh kyai. Ini pula yang
menyebabkan seruan kyai untuk berjihad di medan perang melawan penjajah selalu
disambut antusias oleh para santri.
Bagi santri, berperang melawan penjajah tidak sekadar
mengejar kemerdekaan, lebih dari itu, peperangan tersebut merupakan bentuk
jihad yang diperintahkan dalam Islam.Santri tidak hanya berkutat dengan kitab
kuning di pondok pesantren, tetapi banyak memberikan kontribusi kepada negara. Mereka
selalu berperan di garda paling depan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka kokoh
mempertahankan NKRI agar tidak terpecah-pecah menjadi
beragam golongan ekstrim.
Sejarah
kemerdekaan negeri ini perlu ditulis ulang secara lebih jujur. Bukankah kita
sering mendengarkan ungkapan “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
jasa pahlawannya”. Penghargaan terhadap pahlawan bisa dimulai dengan
keterbukaan mengakui peran berbagai pihak dalam mengantar republik ini ke
gerbang kemerdekaan.
Kondisi ini bukan berarti mencerminkan bahwa kaum santri gila
hormat, berambisi dijunjung sebagai pahlawan. Justru sebaliknya, mereka bisa jadi tidak pernah memikirkan hal itu. Terlepas dari hal
tersebut, santri sangat memikirkan
kemajuan bangsa ini agar tidak diremehkan oleh
oknum-oknum dari luar.
Akhirnya, semoga bangsa Indonesia sadar bahwa Indonesia
punya santri yang selalu teguh mempertahankan
kemerdekaan Indonesia hingga akhir hayatnya.
Untukmu Satu Tanah Airku, Untukmu Satu Keyakinanku.
*Bani Idris Hidayanto,
SH (Santri PP. An Nur dan sedang menempuh S2 di UIN Suka DIY)
Post a Comment