Muqoddimah (1)
بسم الله الرحمن الرحيم
''Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang''
Keterangan;
~ Allah adalah nama Dzat yang wajib wujudnya. Tidak boleh selain Dia, diberi nama Allah. Ada satu riwayat yang menyebutkan bahwa pada zaman dulu ada seorang ibu yang menamai anaknya dengan nama Allah. Tapi pada akhirnya anak itu disambar petir.
~ Allah adalah nama Dzat yang wajib wujudnya. Tidak boleh selain Dia, diberi nama Allah. Ada satu riwayat yang menyebutkan bahwa pada zaman dulu ada seorang ibu yang menamai anaknya dengan nama Allah. Tapi pada akhirnya anak itu disambar petir.
~ Allah wujud tanpa
diwujudkan. Mustahil Dia memiliki sifat 'adam (ketiadaan). Wujud-Nya
tanpa didahului oleh ketiadaan dan tidak pula disusul oleh ketiadaan. Berbeda dengan
makhluk yang wujudnya didahului oleh ketiadaan dan berakhir dengan ketiadaan
pula.
~ Arrohman
dan Arrohim adalah sifat Allah yg bermakna; Yang Maha Pengasih, Maha
penyayang. Keduanya memiliki arti yang hampir sama. Akan tetapi makna Arrohman
lebih dalam. Kebanyakan para kyai maupun para ustadz pesantren memaknai
Arrohman dengan makna; Dzat Yang Maha Pengasih, Penyayang kepada hamba-hambanya
(mukmin dan non mukmin) di dunia dn akherat. Dan Arrohim dengan makna; Dzat
Yang Maha Pengasih, Penyayang kepada hamba-hambaNya yang mukmin di akherat
kelak.
~ Dalam makna lain,
Arrohman dimaknai المنعم بجلائل
النعم (Dzat Yang Memberikan nikmat-nikmat yang
besar). Artinya nikmat-nikmat yang pokok, seperti nikmat dilahirkannya kita ke
dunia, nikmat iman, nikmat kesehatan dan lain sebagainya.
Sedangkan Arrohim
dimaknai المنعم بدقائقها
(Dzat Yang Memberikan nikmat-nikmat yang kecil). Dalam arti nikmat-nikmat yang
bukan pokok, yang bersifat cabang. Seperti nikmat ketampanan, banyaknya harta,
nikmat kepintaran dan lainnya. Kedua sifat itu dikumpulkan dalam basmalah sebagai
isyarat bahwa seyogyanya kita meminta nikmat-nikmat kepada Allah, baik yang
besar atau yang kecil.
~ Dalam basmalah,
kalimat Arrohman didahulukan penempatannya dari kalimat Arrohim dikarenakan
Arrohman adalah sifat yang khusus bagi Allah (صفة مختصة بالخالق).
Sementara sifat Arrohim sifat yg musytarok (bersyerikat) antara Sang
Kholiq dan makhluk-Nya
(صفة مشتركة بين الخالق والمخلوق)
Dalam arti sifat itu tidak khusus bagi Allah. Maka dari itu, jika ada orang
baik, suka mengasihi dn menyayangi kepada sesama, tidak boleh disematkan sifat
Arrohman, tetapi boleh disebut Arrohim.
Hal ini juga pernah
dicontohkan Allah Subhânahu wa Ta’âla dalam salah satu ayat-Nya ketika
mensifati Nabi Muhammad SAW;
لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ما
عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رؤف رحيم
~ Pengarab kitab
Taqrib memulai menulis kitabnya dengan bacaan basmalah dikarenakan ittiba'
(mengikuti) Alqur'an dengan mengamalkan hadis Nabi yang berbunyi;
كل أمر ذي بال لا يبدئ فيه ببسم الله
الرحمن الرحيم فهو أقطع
''Setiap perkara baik (menurut Syara') yang tidak diawali basmalah maka sedikit berkahnya"
''Setiap perkara baik (menurut Syara') yang tidak diawali basmalah maka sedikit berkahnya"
~ Hukum membaca
basmalah ada 5:
1. Sunnah; Dalam
aktifitas-aktifitas yang baik, yang dianggap penting oleh syara'. Ada yang
dihukumi sunnah 'ain (sunnah yg bersifat personal) seperti wudhu. Ada juga
yang dihukumi sunnah kifayah seperti makan berjamaah (mayoran). Yang
membaca basmalah hanya satu orang saja itu sudah mencukupi.
2. Haram; Dalam
hal-hal yang diharamkan karena dzatnya seperti berzina. Sedangkan untuk hal-hal
yang haram bukan karena dzatiyahnya, tapi keharamannya karena faktor
lain, seperti wudhu dengan air curian, maka tidak haram melafadzkan basmalah.
3. Makruh; Dalam
hal-hal yang dimakruhkan karena dzatnya, seperti melihat “organ intim”
istrinya. Tetapi kalau kemakruhannya karena faktor lain seperti makan bawang,
maka tidak dimakruhkan.
4. Wajib; Dalam
membaca Alfatihah ketika sholat. Dikarenakan menurut madzhab Syafi'iyyah
basmalah adalah termasuk ayat dari Alfatihah.
5. Mubah; Dalam
hal-hal yang dimubahkan, yang tidak memiliki kemuliaan, seperti memindah barang
dari satu tempat ke tempat lain.
~ Diantara fadhilah atau keutamaan membaca basmalah;
وروي من أراد أن يحيا سعيدا ويموت شهيدا
فليقل عند ابتداء كل شيء بسم الله الرحمن الرحيم
"Diriwayatkan
bahwa barang siapa yg menghendaki hidup bahagia dn meninggal dlm keadaan syahid
maka bacalah basmalah setiap memulai aktifitas yg baik".
~ Tulisan huruf basmalah itu ada sembilan belas, sebagaimana malaikat zabaniyah penjaga neraka yang juga berjumlah sembilan belas. Sehingga kata Imam Ibnu Mas'ud; bacaan basmalah mampu menjadi benteng (perisai) dari kesembilan belas malaikat tersebut.
قال ابن مسعود فمن أراد أن ينجيه الله من الزبا نية التسعة عشر فليقرأ البسملة فيجعل الله له بكل حرف منها جنة من كل واحد منهم فإنهم يقولون في كل أفعالهم. فبها قوتهم وبها استضلعوا
"Ibnu Mas'ud
berkata; barang siapa yang menghendaki diselamatkan oleh Allah dari Malaikat
Zabaniyah 19 maka bacalah basmalah. Allah akan menjadikan untuknya dengan
setiap huruf dari basmalah sebagai perisai (penjaga) dari masing-masing mereka.
Mereka (Malaikat Zabaniyah) membaca basmalah di setiap aktifitasnya. Dengan
basmalah mereka menjadi kuat dan bertenaga".
وعن علي رضي الله عنه مرفوعا ما من كتاب يلقى في الأرض وفيه بسم الله الرحمن الرحيم إلا بعث الله ملائكة يحفون عليها بأجنحتهم حتى يبعث الله وليا من أوليائه يرفعه. فمن رفع كتابا من الأرض فيه البسملة رفع الله اسمه في أعلى عليين وغفر له ولوالديه ببركتها
"Tidaklah
sebuah kitab yang jatuh ke bumi dan didalamnya terdapat basmalah kecuali Allah
mengutus para malaikat untuk mengelilinginya dengan sayap-sayap mereka,
sehingga Allah mengutus salah satu wali-Nya untuk mengangkat kitab itu. Barangsiapa
yang mengangkat kitab yang terdapat basmalahnya, yang terjatuh ke bumi, maka
Allah akan mengangkat namanya di surga 'illiyyin yang paling tinggi dan
mengampuni dosanya dan dosa kedua orangtuanya karena keberkahan dari
basmalah".
وروي عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال من قرأ بسم الله الرحمن الرحيم وكان مؤمنا سبحت معه الجبال إلا أنه لايسمع تسبيحها
"Diriwayatkan dari
Nabi SAW. bahwasannya beliau bersabda; ketika seorang hamba yang beriman
membaca basmalah, maka gunung-gunung akan bertasbih bersamanya. Akan tetapi dia
tidak bisa mendengar tasbihnya gunung-gunung itu".
Wallahu a'lam...
*Muhammad Shidqul
Amin (Alumni PP. An Nur, aktif sebagai guru dan pengusaha muda)
Post a Comment