Oleh: KH. Muslim Nawawi
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اللهُ اَكْبَرُ… x٣
اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ
للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا- لَااِلهَ اِلَّا اللهُ وَلَا
نَعْبُدُ اِلَّا اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.
لَااِلهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ – صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَغَزَّ جُنْدَهُ
وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحُدَهُ- لَا اِلهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكُبَرُ. اَللهُ
اَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ عِيْدَ
اْلفِطْرِ عِيْدًا لِلْمُسْلِمِيْن. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلهَ اِلَّا اللهُ الْخَالِقُ
الْحَقُّ اْلمبِيْنُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرُسُوْلُهُ صَا دِقُ
الْوَعْدِ اْلامِيْنُ
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى الِه وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُمْ اِلَي يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمّبَعْدُ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ- اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَاللهِ
وَطَاعَتِهِ وَاُحَذِّرُ كُمْ عَنْ مَعْصِيِّتِهِ
وَارْتِكَابِ نَوَاهِيْهِ- اِتَّقُو ا اللهَ فَاِنَّهُ وَصَيَّةُ اللهِ لِلْاَوَّلِيْنَ
وَالْاَخِرِيْنَ حَيْثُ قَالَ تَعَالَى :
...
وَلَقَد وَصَّيْنَا ٱلَّذِيْنَ أُوتُواْ ٱلكِتَٰبَ
مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ
وَإِنْ تَكفُرُواْ فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلأَرْضِۚ
وَكَانَ ٱللَّهُ غَنِيًّا حَمِيْداً
اَللهُ اَكْبَرُ … x٣
وَللهِ الْحَمْدُ.
Hadhirin hadzirot jama`ah salat Idul Fitri rohimakumulloh,
Mengawali khutbah dipagi yang fitri nan berkah ini, adalah sebuah ajakan “Marilah kita senantiasa berupaya untuk menjadi orang yang pandai bersyukur, mensyukuri berbagai macam limpahan nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada kita, syukur yang bisa menghantarkan kita ke arah peningkatan kualitas ketaqwaan kita kepada-Nya”. Inilah makna syukur sejati, sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Ghozali :
الشُّكْرُ هُوَ اِسْتِعْمَالُ نِعَمِ اللهِ تَعَالَى فِيْ طَاعَتِهِ
"Syukur adalah mempergunakan nikmat pemberian Alloh ini, untuk menuju kearah ketaatan pada-Nya”
اللهُ اَكْبَرُ… x٣ وَللهِ الْحَمْدُ
Jama`ah Idul Fitri yang dimuliakan Alloh,
Alhamdulillah tugas berat nan mulia yaitu puasa sebulan penuh di bulan Ramadan serta amaliyah lainnya seperti; salat Tarawih, memperbanyak tadarus al-Qur`an, mengaji dan mengkaji ilmu-ilmu agama dalm rangka tafaqquh fiddin, dzikir, doa, i`tikaf, sadaqoh serta ibadah-ibadah lainnya telah dapat kita laksanakan, teriring doa semoga ibadah-ibadah tersebut diterima oleh Alloh SWT sehingga menjadi tambahan investasi amal sholih kita kelak di Yaumil Akhir.(Amin-amin Ya Robbal `Alamin). Tak lupa Sholawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Nabiyulloh Muhammad SAW. Beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya ila yaumil qiyamah.
Hadhirin hadzirot jama`ah salat Idul Fitri rohimakumulloh,
Seiring dengan berakhirnya bulan Ramadan yang ditandai dengan berkumandangnya pujian takbir, tahlil dan tahmid di masjid-masjid, mushola-mushola, dan tempat-tempat ibadah lainnya sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan mengamalkan surat al Baqoroh ayat 185:
....وَلِتُكْمِلُواْ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشكُرُوْنَ
Yang artinya kurang lebih, “dan supaya kalian menyempurnakan bilangan ( hari-harinya Ramadan,) dan agar supaya kalian bertakbir mengagungkan asma Alloh atas apa yang Dia tunjukkan pada kalian, mudah-mudahan kalian bisa bersyukur".
Disamping itu pujian takbir tersebut juga sebagai bentuk pengakuan diri akan sifat dhoif dan keterbatasan kita dihadapan Alloh `azza wajalla. (Allohu Akbar...3x)
Maka dipagi yang fitri nan berkah ini seluruh kaum muslimin bersuka ria menyambut dan merayakan datangnya mentari 1 Syawal 1438 H. Kita kaum muslimin wajib bersyukur, karena dipagi ini Alloh SWT. Telah berkenan mengembalikan jiwa kita ke asal fitrah sucinya, suci dari dosa dan noda buah dari hasil menjalankan ibadah shiyam Ramadan sebagaimana yang telah disabdakan oleh baginda Rosululloh SAW:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانً وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan dalam keadaan iman maka dosa-dosanya akan diampuni Alloh SWT” (HR. Bukhori Muslim)
Namun yang perlu dipahami dari hadis di atas bahwa pengampunan dosa lewat puasa Ramadan di sini adalah hanya dosa-dosa vertikal, yaitu dosa-dosa yang terkait langsung dengan haqqulloh (hak-hak Allah). Sedang dosa-dosa yang bersifat horizontal, yaitu dosa-dosa yang terkait dengan haq adami atau dosa antar sesama manusia belum terampuni. Dosa-dosa seperti ini harus diselesaikan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang terkait, karena Alloh belum mau mengampuninya jika pihak-pihak yang terkait belum saling memaafkannya. Untuk itu perlu adanya upaya saling memaafkan, namun untuk meminta maaf terkadang bukanlah hal yang mudah, hanya orang-orang yang berjiwa besar saja yang berani mengakui kesalahannya dan kemudian mau meminta maaf, sehingga dibutuhkan adanya waktu dan media yang tepat untuk dijadikan sebagai wahana yang memudahkan saling memohon dan memberi maaf secara massal. Maka di sinilah letak arti pentingnya tradisi halal bi halal. Dalam berhalal bi halal ini setiap orang mempunyai kedudukan sejajar, baik itu pejabat ataupun rakyat, baik itu kiai ataupun santri, baik itu juragan ataupun karyawan, si miskin ataupun hartawan, semuanya sama-sama saling meminta dan memberi maaf, dengan demikian tercapailah makna dan tujuan Idul Fitri, yaitu kembali kepada fitrah suci, suci dari dosa-dosa yang berhubungan dengan hablum minallah, buah dari shiyam Ramadan sebulan penuh, maupun suci dari dosa-dosa yang berhubungan dengan hablum minan nas, buah dari silaturrahim dan halal bi halal. Kesucian ini kemudian dilambangkan dengan memakai pakaian baru, artinya menjadi muslim baru, yaitu muslim yang terlahir kembali tanpa membawa dosa-dosa hablum minalloh maupun dosa-dosa yang berhubungan dengan hablum minan nas, persis seperti bayi yang baru dilahirkan. Di sinilah letak kecerdasan dan kearifan budaya lokal yang dimiliki oleh bangsa Indonesia di dalam memaknai hari raya Idul Fitri.
اللهُ اَكْبَرُ… x٣ وَللهِ الْحَمْدُ
Jama`ah Idul Fitri yang berbahagia!
Bulan Syawal oleh sebagian ahli hikmah dimaknai dengan bulan peningkatan, yakni peningkatan amal dan pengabdian kita terhadap Alloh SWT. Untuk itu kita harus tetap melesterikan prilaku-prilaku utama yang telah kita bangun dan kita rintis serta kita tradisikan selama bulan Ramadan yang baru saja kita lalui, seperti;
1. Sifat mudah memaafkan dan rendah hati serta penuh keikhlasan yang kita praktekkan selama bulan Ramadan yang lalu, marilah kita lanjutkan dan kita tebarkan kepada sesama kaum muslimin di sebelas bulan sesudah Ramadan.
2. Kedermawanan yang kita asah, asih, dan asuh tanpa pamrih selama bulan Ramadan kemarin, marilah kita tingkatkan terus untuk menyantuni saudara-saudara kita yang kurang beruntung, dan masih memerlukan bantuan dan uluran tangan kita.
3. Silaturahim yang begitu intens kita gelar melalui buka bersama, salat Taraweh bersama mari terus kita gairahkan di bulan Syawal ini dan bulan-bulan selanjutnya, karena manfaatnya yang begitu banyak, utamanya untuk menggalang dan memperkokoh ukhuwah Islamiyah yang akhir-akhir ini nampak mulai memudar terbawa arus globalisasi.
4. Mengaji dan mengkaji serta men-tadabburi al-Qur`an yang kita kemas dalam tadarus al-Qur`an bersama jangan hanya terjadi di bulan Ramadan saja, melainkan juga harus dilakukan di bulan-bulan selanjutnya, sebab hidayah dari al-Qur`an itu akan datang jika kita juga pro aktif didalam usaha ber-istihda` bil Qur`an, kita harus yakin bahwa al-Qur`an merupakan pedoman hidup yang akan menerangi jalan kehidupan kita yang penuh dengan godaan, tantangan, cobaan serta ujian, lebih-lebih di era zaman globlalisasi ini.
Jama`ah salat Idul Fitri yang dimuliakan Alloh.
Akhirnya, marilah kita terus menerus berusaha untuk tetap menjaga kesucian jiwa agar supaya didalam memasuki bulan Syawal ini kita benar-benar bisa ber-Idul Fitri, kembali bersih dan suci sebagai mana kita terlahir dahulu.
قاَلَ تَعَالَى : قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا ٩ وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا ١٠
"sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (QS. Asy Syams: 9-10)
الله اَكْبَرُ… x٣ وَللهِ الْحَمْدُ
Jama`ah salat id yang berbahagia !
Demikianlah khutbah singkat Idul Fitri 1 Syawal 1438 H yang bisa kami sampaikan, semoga ada manfaat yang bisa kita petik darinya, atau setidak-tidaknya ada yang bisa kita jadikan bahan renungan kita bersama dalam rangka mencari hikmah satu Syawal dipagi yang fitri nan berkah ini.
اَخِيْرُ قَوْلِيْ هَذَا: اُهَنِّئُكُمْ اَجْمَلَ التَّهْنِيْئَةِ بِعِيْدِ الْفِطْرِ الْمُبَارَكَةِ .
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صِيَا مَنَا وَصِيَا مَكُمْ تَقَبَّلَ يَا كَرِيْمُ .وَجَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَا ئِزِيْنَ كُلَّ عَامٍ وَاَنْتُمْ بِخَيْرٍ.
اَرْجُوْ عَفْوًا مِنْكُمْ عَنْ جَمِيْعِ خَطِيْئَةٍ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا.
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
#Maaf, untuk khutbah kedua silahkan mencari referensi sendiri
Post a Comment