Berbicara
masalah strategi atau lebih spesifik lagi tentang metode yang dipergunakan. Dan
disini saya hanya akan menyampaikan secara umum dari pengalaman saya dan
santri-santri PonPes An Nur lainnya dalam menghafal Al Qur'an serta sedikit
akan memberikan deskripsi tentang metode menghafal Al Qur'an yang dilaksanakan
di Pondok Pesantren An Nur. Semoga apa yang akan kami sampaikan dapat
bermanfaat bagi kita semuanya walupun mungkin tidak sesuai dengan apa yang
ustadz/ustadzah inginkan namun sedikit banyak bisa menjadi gambaran awal
didalam ustadz/ustadzah mengajarkan menghafal Al Qur'an.
1. Metode menghafal Al
Qur'an di Pon. Pes An Nur
Uraian pada sub
bab ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada ustadz/ustadzah tentang
metode yang kami gunakan untuk sebagai pembanding (komparasi) dan
mungkin bisa diadopsi sebagian dalam ustadz/ustadzah mengajar para santri
khususnya untuk meteri hafalan.
a.
Bimbingan tahfidz / membuat lauh (hafalan)
Dilaksanakan
untuk membantu para santri dalam menghafalkan Al Qur'an dimana para santri
dikumpulkan dalam satu majelis kemudian kyai atau ustadaz membacakan ayat yang
akan dihafal dan diikuti oleh para santri secara bersama-sama. Setelah itu
mushaf ditutup dan para santri mengikuti kyai/ustdaz membaca bersama-sama
secara bilhifdzi (tidak melihat mushaf)
Setelah
selesai para santri membaca lagi ayat tersebut secara binadzri kemudian
bilhfdzi dan diulang-ulang terus secara bergantian sampai akhirnya materi
terkuasai dengan sempurna. Setelah terkuasai baru berpindah keayat berikutnya
dan setelah mendapat 1 halaman maka selesai dan santri mengulang lagi apa yang
telah dihafal tadi dikamar masing-masing untuk kemudian disetorkan kepada kyai
pada esok harinya.
b.
Metode menjaga hafalan Al Qur'an.
Untuk
menjaga hafalan metode yang dipakai selama ini adalah dengan mudarrosah
(mengulang hafalan) Untuk lebih mengoptimalkan dalam mudarrosah maka seorang
hafidz harus punya jadwal yang jelas misalkan dalam satu hari dia harus
mudarrosah sebanyak 5 juz dan itu dilaksanakan terus secara kontinyu dan
istiqomah.
Pada
saat-saat tertentu dimana ada waktu yang senggang bisa dengan mendengarkan
kaset atau cd murottal dimana dia ketika mendengar ayat yang telah dihafal maka
konsentrasinya secara reflek akan tertuju pada bacaan ayat tersebut jadi ketika
dia lupa akan segera tahu.
2. Sistem Evaluasi
(Ujian)
a.
Tes Peringkat Tahfidzul Qur'an
Ini
adalah merupakan bentuk evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat
penguasaan hafalan para santri.da tes peringkat ini kita adakan setiap 6 bulan
sekali. Bagi santri yang sudah menghafal 10 juz maka dia tidak diperbolehkan
menambah hafalannya kalau dia belum berani mengikuti tes peringkat I ( juz
1-10) yaitu dengan disimak oleh kawannya dari juz 1-10 dan dalam 10 juz maksimal
20 kesalahan, kalau melebihi dari 20 kesalahan maka dia tidak lulus dan
otomatis belum boleh menambah hafalan.
Demikian
juga untuk peringkat II ( juz 11-20) dan peringkat III (juz 21-30). Namun untuk
peserta tes peringkat II dan III sebelum dia mengikuti test maka dia harus
mengikuti MHQ juz 1-10 untk peringkat II dan juz 11-20 untuk peringkat III.
b.
Tes Khotimin-Khotimat.
Ini
diperuntukkan bagi santri yang telah khotam dalam menghafal maka jika ingin
mengikuiti wisuda maka harus melalui sebuah seleksi akhir berupa simaan 30 juz
dan disimak langsung oleh para senior dan santri lainnya. Dengan maksimal 60
kesalahan.
3. SISTEM EVALUASI
(UJIAN BAGI CALON TAHFIDZ)
Sedangkan ujian
untuk calon tahfidz di lakukan seleksi terlebih dahulu oleh para khotimin Bil
Hifdzi kalau dirasa cukup mampu untuk menghafalkan maka diperbolehkan ikut
bimbingan sedangkan yang tajwidnya dan mahrojnya masih lemah maka diarahkan
untuk ngaji bin Nadri terlebih dahulu hingga bacaanya tajwidnya benar.
Post a Comment