Memperingati hari kemerdekaan tentunya
mejadi ajang tahunan yang luar biasa. Oleh sebab itu, Pondok Pesantren An Nur pun
telah melakukan persiapan beberapa hari sebelumnya. Persiapan dimulai dengan
memasang tiang bendera di halaman pesantren yang “dirubah” menjadi area upacara.
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang dibentuk dan petugas upacara lainnya rutin
menjalani latihan setiap pagi hari. Pada saat latihan, tidak sedikit
santri-santri yang tertarik untuk menonton. Terlebih, pada proses pembuatan replika
helikopter yang nantinya akan ditampilkan dalam drama seusai upacara.
Upacara pengibaran bendera merah putih
dimulai pukul 08.15 WIB. dengan peserta seluruh santri putra-putri yang
berjumlah ratusan, terdiri dari santri/siswa tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Al Qur’an (STIQ) dan juga santri takhassus. Pada kesempatan ini, Rosyid
Rifa’i menjadi komandan upacara. Sedangkan inspektur upacara adalah Muhammad
Faisal BB.
Ada yang unik dalam penyenggaraan upacara,
yakni para peserta memakai kostum yang berbeda-beda. Baik santri putra maupun
putri memakai kostum sesuai dengan keinginan masing-masing. Diantaranya ada
yang memakai pakaian modern, petani, anak sekolah, pejuang, dan tentunya masih
banyak lagi. Kondisi ini didasari oleh kecintaan terhadap latar belakang budaya
nusantara yang beraneka ragam. Sebagaimana yang dijelaskan Kuni Latifah,
panitia “Budaya warisan leluhur jangan sampai luntur, hal ini juga sebagai
wujud partisipasi kita terhadap Bangsa Indonesia”. Adapun dalam amanahnya, M.
Faisal menyampaikan bahwa “Negara Indonesia merupakan negara yang merdeka
dengan tangan rakyatnya sendiri” katanya penuh semangat. Berikutnya untuk do’a dipimpin oleh Gus Husni Bahaik.
Sekitar pukul 09.00 WIB upacara
peringatan kemerdekaan selesai. Setelah itu langsung dilanjutkan dengan drama
kemerdekaan. Ini merupakan salah satu yang berbeda dengan tahun lalu, karena
tahun lalu setelah upacara selesai dilanjutkan dengan berbagai lomba. Drama
kali ini diperankan oleh santri-santri pilihan yang bisa disebut telah berhasil
dalam berakting. Oleh karena itu para peserta tampak antusias, tidak langsung
meninggalkan arena upacara. Bahkan pada saat inilah warga sekitar berdatangan,
mulai dari anak-anak sampai orang tua. Drama dengan
tema “Merah Putih di Langit Pesantren” merupakan inisiatif dari Faisal.
Reporter: Ahmad Sangidu,
Bintang Muhammad Nur Ikhsan dan Miftah Arifin
we tend to truly wish to serve you the foremost effective things with 100% satisfactions. it's very taxing to say once exactly got to be compelled to cash your check. usually it ought to very difficult to cash if it isn't official hours.check cashing near me
ReplyDelete