Dirgahayu KST STIQ An Nur ke-6
(2007-2013)
Minggu, 26 Mei,
suasana di gedung ar-Rohimi Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) An Nur, puluhan mahasiswa tampak khusyuk menyimak ayat-ayat Al-Qur’an
yang dilantunkan salah satu mahasiswa. Apabila mahasiswa tersebut telah
menyelesaikan 1 juz, maka mahasiswa lainnya melanjutkan bacaan 1 juz berikutnya.
Hal ini terus berjalan dalam sima’an Al-Qur’an yang dilaksanakan guna mengawali
peringatan Hari Lahir (Harlah) Kelompok Studi Tarbiyah (KST) ke-6.
Sebagaimana
yang telah diagendakan, bahwa hari minggu dikhususkan untuk sima’an Al-Qur’an,
dan hari seninnya, 27 Mei KST mengadakan wisata pendidikan dengan tujuan
beberapa tempat penting di Yogyakarta. Adapun tema pada acara peringatan Harlah
KST ke-6 ini adalah “KST sebagai Wahana Pengembangan Intelektual yang berjiwa
Qur’ani”. Ketua panitia, Rifa’i menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk
membentuk pola pikir mahasiswa-mahasiswi yang lebih inovatif, dan tetap selaras
dengan nilai-nilai Al-Qur’an.
Acara
peringatan yang diawali dengan sima’an Al-Qur’an ini dibuka langsung oleh Ketua
Jurusan Tarbiyah, Bapak H. Munjahid, M.Ag. Kehadiran beliau dalam acara ini
memberi kesan istimewa, sebab di tengah-tengah kesibukannya yang begitu padat,
beliau tetap menyediakan waktu untuk dapat hadir. Alhamdulillah... Bapak
Munjahid merupakan salah satu dosen hafidz (hafal Al-Qur’an) di STIQ. Rasa
syukur yang dalam atas keberhasilannya menyelesaikan hafalan Al-Qur’an pada
akhirnya mengantarkan beliau untuk berbagi strategi tentang cara menghafal
Al-Qur’an yang baik dengan menulis buku berjudul Menghafal Al-Qur’an dalam
10 Bulan.
Jam demi jam
terlewati. Setelah juz 30 selesai dibaca (pukul 14.50), dilanjutkan shalat asar
berjama’ah. (pukul 16.00) Tahtiman Al-Qur’an dipimpin oleh Anis Sulhan Fadhil,
mahasiswa semester IV. Kemudian acara terakhir di hari minggu ini adalah makan
bersama. Tradisi pesantren yang membudaya di kalangan “mahasiswa santri” STIQ menyebabkan
kebersamaan yang begitu erat, termasuk soal makan. Makan bersama yang suatu
saat nanti menjadi hal yang dirindukan.
Wisata
Pendidikan
Wisata pendidikan merupakan wisata yang baru kedua kalinya diadakan
sejak berdirinya KST. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengenalkan mahasiswa pada
tempat-tempat yang memiliki nilai pendidikan. (senin, pukul 09.00) Perjalanan
dimulai dengan kunjungan ke Istana Negara di Yogyakarta. Kompleks istana yang
terdiri dari beberapa gedung ini diarsiteki oleh orang berkebangsaan Belanda
bernama Apeyen. Gedung utama memiliki banyak ruangan, diantaranya; ruangan
Sudirman yang setiap 16 Agustus digunakan untuk mempersiapkan bendera merah
putih sebelum dikibarkan pada 17 Agustus. Kemudian ruang Garuda yang
difungsikan untuk menerima tamu-tamu penting dari luar negeri. Ruangan
berikutnya adalah ruang Diponegoro untuk pertemuan ‘empat mata’ dengan Presiden
Republik Indonesia.
Gedung utama
ini dilengkapi pula dengan ruang makan. Penataan meja dan tempat duduknya telah
diatur sedemikian rupa untuk menjaga kenyamanan presiden beserta keluarga dan
para tamu yang turut dipersilakan makan. Ada yang menarik dari makan bersama
ini, yaitu disajikannya makanan khas jogja yang langsung disediakan oleh para
penjual lesehan. Keadaan ini mengundang simpati atas kedekatan presiden dengan
rakyatnya. Beberapa meter dari ruang makan terdapat pula ruangan pertunjukan
yang menampilkan kesenian khas Yogyakarta dan kesenian daerah lainnya.
Gedung
serbaguna yang berada di dalam kompleks Istana Negara disebut dengan Gedung
Seni Sono. Sebagian masyarakat Yogyakarta menamakannya Gedung Jenewel karena
dulunya gedung ini sering digunakan untuk pesta. Pada tahun 1965, gedung
difungsikan sebagai boiskop. Tahun 1967 sering dijadikan tempat berkumpul para
seniman Yogyakarta dan pernah juga menjadi kantor berita Antara. Renovasi
dilakukan untuk mempercantik bangunan ini, dan pada tahun 1998 Presiden ke-3
RI, BJ. Habibi menggunakannya untuk rapat negara.
(Pukul 11.30)
Tujuan kedua dari wisata pendidikan ini adalah Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah (BPAD). Di tempat yang mengoleksi berbagai macam bahan pustaka ini KST
memperoleh pengalaman yang berharga. Para pengurus perpustakaan menjelaskan
tentang peran penting BPAD dalam meningkatkan budaya baca masyarakat
Yogyakarta. Pengurus BPAD juga membagikan tips-tips bagaimana menjadi
pustakawan yang profesional. Selain itu, diperkenalkan pula model perpustakaan
online. Di akhir kunjungan BPAD memberikan kejutan dengan penawaran kerjasama
untuk KST yang dipersilakan meminjam buku dalam jumlah banyak dan waktu
peminjaman yang lama!.
(pukul 14.00) Tempat kunjungan yang terakhir adalah Monumen Jogja Kembali (Monjali). Memasuki
kompleks Monjali, KST disambut
dengan taman lampion yang begitu menawan, indah untuk
diambil gambarnya. Setelah sejenak melepas lelah, KST mulai masuk ke dalam museum. Lantai pertama
berisi benda-benda peninggalan para pahlawan yang digunakan untuk berperang. Ruangan
di lantai ini juga dilengkapi replika orang-orang yang mengenakan pakaian
perjuangan. Nuansa heroik sangat terasa ketika berlama-lama mengamati setiap benda
yang menjadi saksi kemerdekaan Republik ini.
Perjalanan
berlanjut ke lantai dua. Ditempat ini menggambarkan peristiwa sejarah yang
terjadi pada masa Agresi Militer Dua, yaitu masa perang gerilya mengusir
Belanda dari Kota Yogyakarta yang dipimpin oleh pangeran Diponegoro. Berikutnya
lantai tiga, di dalam ruangan ini hanya ada satu tiang yang mengibarkan bendera
merah putih. Salah satu sisi dindingnya terdapat tulisan proklamasi
kemerdekaan. Secara khusus, tempat ini diperuntukkan bagi pengunjung agar
mendoakan para pahlawan yang telah gugur di medan perang.
Selamat ulang
tahun KST, semoga tambah jaya dan menjadi inpirasi bagi pengurus dan
anggotanya.
Post a Comment